Kelebihan dan Kekurangan Metode/ Tehnik Ceramah, Prosedur Pelaksanaannya


Metode/ Tehnik Ceramah, Prosedur Pelaksanaannya
Kelebihan dan Kekurangan Metode/ Tehnik Ceramah, 




Ceramah merupakan cara penyajian bahan pelajaran melalui penuturan (penjelasan lisan).
    Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak dahulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Cara ini kadang-kadang membosankan; maka dalam pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid.
    Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau   uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
     Biasanya guru menggunakan teknik ceramah bila memiliki  tujuan agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok  atau persoalan tertentu. .Memang hal itu wajar digunakan bila sekolah itu tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan dibicarakan. Mengingat juga bahwa jumlah siswa pada umumnya banyak; sehingga sulit untuk menggunakan teknik penyajian lain kecuali/ ceramah; untuk menjangkau jumlah siswa sebanyak itu.
     Apalagi bila guru memiliki ketrampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa, biasanya cenderung untuk menggunakan teknik ceramah pula, kurang perhatian pada penggunaan teknik-teknik lain, karena akan tidak mengembangkan kepandaian berbicara si guru. Di dorong pula oleh tanggung jawab guru untuk berusaha memperkenalkan pokok-pokok ter penting yang merupakan suatu kerangka yang bulat dari sesuatu pelajaran baru; dengan sendirinya guru akan menggunakan teknik berceramah. Dengan alasan siswa harus tertarik pada pelajaran baru itu, ditunjang pula ketrampilan guru untuk berbicara, maka siswa akan menyenanginya bahan pelajaran baru itu. Kemudian bila guru sedang mengajar bermaksud ingin membuat kesimpulan pelajaran yang baru diberikan itu, untuk mengambil inti sari atau pokok-pokok terpenting, agar siswa terbiasa berbuat demikian, maka teknik ceramah berperan pula.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.

Penggunaan ceramah

Ceramah,  cocok untuk :
1) Menyampaikan informasi.
2) Bahan/materi yang diceramahkan langka.
3) Membangkitkan minat (memotivir ,siswa)
4) Bahan-bahan pelajaran yang cukup untuk diingat sementara.
5) Memberi pengantar atau petunjuk-petunjuk ke kegiatan   lain (sebagai kegiatan awal /pengantar)
Ceramah, tidak cocok untuk :
1) Pelajaran yang tujuannya bukan untuk perolehan informasi.
2) Bahan ingatan jangka panjang.
3) Bahan pelajaran yang kompleks, rinci dan abstrak.
4) Bahan yang mementingkan keterlibatan Siswa dalam pen  capaian tujuan.
5) Bahan pelajaran yang bersifat kognitif tingkat tinggi.
6) Siswa yang pengalamannya kurang.
7) Bahan yang bertujuan "menanamkan sikap dan nilai"
8) Bahan yang bertujuan mengembangkan aspek psikomotor.

  Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut

a. Kelebihan Metode Ceramah

l) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar,
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. 

b. Kelemahan Metode Ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya.
3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali, 5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.
 
   kalau guru menggunakan teknik berceramah itu perlu diiringi usaha untuk mengatasinya. Kemungkinan usaha mengatasi kelemahan itu bisa dirumuskan demikian: pertama selama guru melakukan ceramah, guru perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sikap itu perlu diambil untuk meneliti apakah siswa telah menguasai pengertian dari setiap pokok persoalan yang telah diuraikan oleh guru; juga dapat dipakai untuk meneliti apakah perhatian siswa masih ada pada uraian pelajarannya. Atau juga dengan pertanyaan guru itu dapat membangkitkan perhatian siswa kembali pada pelajaran itu. Pada kesempatan lain guru memberikan kebebasan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, di tengah-tengah guru sedang berceramah maupun diwaktu pelajaran itu telah selesai dijelaskan. Dapat diberikan juga setiap guru selesai berceramah selalu diiringi pemberian pertanyaan-pertanyaan, siswa berusaha menjawab .

prosedur pelaksanaannya

perhatikan prosedur pelaksanaannya ialah yang urutannya seperti berikut:
1. guru harus secara trampil dan berdasarkan pemikiran yang mendalam perlu merumuskan tujuan instruksional; yang sangat khusus dan konkrit, sehingga betul-betul dapat tercapai bila pelajaran telah berlangsung.
2. Anda perlu mempertimbangkan dari banyak segi, apakah pilihan Anda dengan menggunakan teknik berceramah itu telah tepat, sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang telah anda rumuskan. Bila semua hal itu telah terjawab, baru anda tanpa ragu-ragu lagi pakailah teknik berceramah itu bagi bahan pelajaran yang akan Anda sajikan.
3. anda perlu memahami bahan pelajaran itu dari segi sequence dan scope (urutan dan luasnya isi), sehingga anda dapat menyusun bahan pelajaran yang memungkinkan siswa dapat tertarik pada pelajaran itu, karena anda memberikan contoh-contoh yang konkrit; serta siswa dapat memahami dengan baik apa yang anda jelaskan. Pada permulaan sebelum anda mengajar, telah dirumuskan tujuan secara khusus dan nyata. sehingga murid mampu memahami kegunaan  atau tujuan dari pelajaran yang anda ceramahkan; hal mana bila siswa mengetahui dengan pasti tujuan sesuatu pelajaran ia akan berminat dengan sendirinya untuk mendengarkan dan mendalami pelajaran tersebut.



Sumber
Syaiful bahri djamara & aswan zain, strategi belajar mengajar , rineka cipta, jakarta, cet II, 2002
Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar; Bina Aksara, Jakarta, Cet. 111, 1991
Lalu muhammad azhar, proses belajar mengajar pola CBSA, usana,  surabaya,  1993

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar