Kelebihan Metode / Tehnik Inquiry Dalam Kegiatan Belajar Mengajar


metode / tehnik inquiry dalam kegiatan belajar mengajar
Kelebihan metode / tehnik inquiry 


Inquiry adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.
Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan; hal itu perlu diperhatikan.
      Guru menggunakan teknik ini sewaktu mengajar memiliki tujuan demikian: agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.
       Teknik ini dapat juga berjalan sebagai berikut: guru menunjukkan sesuatu benda/barang/buku yang masih asing kepada siswa di kelas. Semua siswa disuruh mengamati, meraba, melihat dengan seluruh alat indranya. Kemudian guru memberikan masalah/pertanyaan kepada seluruh siswa-siswa yang sudah siap dengan jawaban/pendapat, maka ia akan mendapat giliran mengemukakan pendapatnya. Jawaban/pendapat, yang sudah dikemukakan oleh temannya yang terdahulu, tidak boleh diulang oleh temannya kemudian. Jadi masalah itu berkembang seperti yang diarahkan; tidak menyeleweng pada garis pelajaran yang telah direncanakan.
    Murid menemukan banyak masukan baru (bahan-bahan) yang berarti. Hal itu bisa terjadi bila proses interaksi belajar mengajar bila ada arah perubahan dari "teacher centered" kepada "student centered.

Kelebihan metode / tehnik inquiry

    adapun tehnik inquiri ini memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 
1). Dapat membentuk dan mengembangkan "self-concep" pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3). Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4). Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5). Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6). Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7). Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8). Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9). Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
10). Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 

Cara meningkatkan metode / tehnik inquiry

   Dalam proses belajar siswa memerlukan waktu untuk menggunakan daya otaknya untuk berpikir dan memperoleh pengertian tentang konsep, prinsip dan teknik menyelidiki masalah.
Untuk meningkatkan teknik inquiry dapat dapat ditimbulkan dengan kegiatan kegiatan sebagai berikut:
   1). Membimbing kegiatan laboratorium.
   2). Modifikasi inquiry.
   3). Kebebasan inquiry.
   4). Inquiry pendekatan peranan
   5). Mengundang ke dalam inquiry
   6). Teka teki bergambar
   7). Synectics lesson
   8). Kejelasan nilai-nilai.

Maksudnya yang pertama. Guru menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa, dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru. Di mana siswa melakukan kegiatan percobaan/ penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan guru.
Kedua. Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah-masalah, dan menyediakan bahan/alat yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara perseorangan maupun kelompok ‘Bantuan yang bisa diberikan harus berupa pertanyaan-pertanyaan, yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat.

Ketiga. Setelah siswa mempelajari dan mengerti tentang bagaimana memecahkan suatu problema dan memperoleh pengetahuan cukup tentang mata pelajaran tertentu; serta telah melakukan "modifikasi inquiry", maka siswa telah siap untuk melakukan kegiatan kebebasan inquiry. Dimana guru dapat mengundang siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan "kebebasan inquiry", dari siswa dapat mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam masalah yang akan dipelajari.

Keempat. Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah, yang cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya diikuti oleh para "ilmiawan." Suatu undangan memberikan suatu masalah kepada siswa, dan dengan pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti, mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan seperti: merancang eksperimen, merumuskan hipotesa, menetapkan pengawasan dan seterusnya.

Kelima. Merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri dari 4 anggota untuk memecahkan masalah, masing-masing anggota diberi tugas suatu peranan yang berbeda-beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, merekam data, proses penilaian. Anggota tim menggambarkan peranan-peranan di atas, bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari.

Keenam adalah salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi dan perhatian siswa di dalam diskusi kelompok kecil/besar. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.

Ketujuh. Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif siswa. Misalnya science dan ilmu-ilmu sastra lebih lanjut dikatakan bahwa emosi, efektif, dan komponen-komponen arasional kreatif pada permulaannya adalah lebih penting dibandingkan dengan pikiran-pikiran rasional: Pada dasarnya "synectics” memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan agar supaya dapat membuka inteligensinya dan mengembangkan daya kreativitasnya. Hal itu dapat dilaksanakan karena "kiasan” dapat membantu dalam melepaskan "ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.

Kedelapan. Perlu diadakan evaluasi lebih lanjut tentang keuntungan-keuntungan pendekatan ini, terutama yang menyangkut sikap, nilai-nilai dan pembentukan "self-concept” siswa. Ternyata dengan teknik inquiry siswa melakukan tugas-tugas kognitif lebih baik. 

Agar teknik ini dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:
1.Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi.
2.Kondisi lingkungan yang responsif.
3.Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.
4.Kondisi yang bebas dari tekanan.
Dalam teknik inquiry guru berperanan untuk:
1.Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir.
2.Memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak.
3.Memberikan dukungan untuk "inquiry.”
4.Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.
5.Mengidentifikasi dan menggunakan "teach able moment" sebaik-baiknya.

Hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui "Inquiry."
1). Otonomi siswa.
2). Kebebasan dan dukungan pada siswa.
3). Sikap keterbukaan.
4). Percaya kepada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri.
5) Self-concept.   
6). Pengalaman inquiry, terlibat dalam masalah-masalah.
Pendekatan-pendekatan lain untuk mengembangkan kemam puan "inquiry" siswa melalui science ialah "teka-teki bergambar, synectics dan kejelasan nilai-nilai.

Roestiyah NK, strategi belajar mengajar,  ( jakarta:rineka cipta, 1991 )

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar